PT Unilever Indonesia Tbk yang beroperasi di
Indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
Indonesia selama 75 tahun. Unilever, sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung
jawab yang tinggi terhadap masyarakat, secara berkelanjutan menjalankan program
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) tidak
hanya pada program korporasi, tetapi juga pada brand-brandnya yang 95%
produknya digunakan rumahtangga. Sukses Unilever tidak dapat diraih tanpa
kepercayaan masyarakat. Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand
Unilever di antaranya: Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), Program
Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), Program Pelestarian Makanan
Tradisional (Bango), Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia
yang kekurangan gizi (Blue Band) dan masih banyak lagi. Dalam bidang korporasi,
di bawah payung Yayasan Unilever Indonesia, Unilever menjalankan tanggung jawab
sosial perusahaannya dalam bidang: program pemberdayaan masyarakat/UKM (Program
Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam), program edukasi kesehatan masyarakat (Pola
Hidup Bersih dan Sehat / PHBS), Program Lingkungan (Green and Clean), dan
lain-lain.
Sebagai perusahaan penyedia consumer
products yang mempunyai peran penting di Indonesia, Unilever adalah produsen
merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional
dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Rinso, Molto, Pond's, Citra, Blue Band, Royco, Bango, Wall's dan masih banyak
lagi. Sebagai perusahaan yang telah 'go public' pada tahun 1981 dan sahamnya
tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, Unilever memiliki komitmen
kuat untuk terus maju bersama Indonesia. Pada tahun 2007 PT Unilever Indonesia
Tbk berhasil meraih pertumbuhan laba besih 14% atau mencapai Rp 2 triliun,
dengan pertumbuhan penjualan 11% atau mencapai Rp 12,5 triliun.
Program
CSR PT Unilever Indonesia bertajuk Markas Petualangan Taro (MPT)
Anak program Jakarta Green & Clean dalam
menggerakkan komunitas untuk membentuk karakter anak yang mandiri, peduli dan
kreatif melalui aktivitas petualangan
Jakarta, 10 Juni 2008 (ANTARA) - Menyusul kesuksesan
Jakarta Green & Clean (JGC), PT. Unilever Indonesia, Tbk melalui merek
camilan andalannya, Taro, meluncurkan program Corporate Social Responsibility
(CSR) baru bertajuk Markas Petualangan Taro (MPT). Program kepedulian pada
anak-anak ini mulai dijalankan oleh masyarakat pada April 2008 lalu. Unilever
yang berkiprah di Indonesia sejak 1933 ini menciptakan MPT dengan tujuan untuk
membentuk karakter anak yang mandiri, peduli dan kreatif melalui aktivitas
petualangan dengan memanfaatkan lahan di sekitar tempat tinggal.
"Kampanye Markas Petualangan Taro kami
yakini akan memberikan manfaat bagi masa depan anak-anak kita, karena masa
depan bangsa ini terletak di tangan mereka," tutur Adeline Ausy Setiawan
selaku Marketing Manager Modern Snacks & Beverages PT. Unilever Indonesia,
Tbk. "Kami menyadari, untuk mewujudkan misi sosial ini kami tidak dapat
melakukannya sendiri, maka kami menggandeng JGC yang telah sukses dengan
program pemberdayaan masyarakat untuk lebih peduli mencintai lingkungan. Dan untuk
mengimplementasikannya kami bermitra dengan Masyarakat, PKK, psikolog dari
Propotenzia dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk saling bahu-membahu demi
mewujudkan karakter anak yang unggul," jelas Ausy.
Ausy menambahkan, "Pada tahap awal MPT
berlangsung di 25 RW (Rukun Warga) yang tersebar di DKI Jakarta, dengan
masing-masing wilayah Kotamadya dipilih lima titik. Ke-25 titik ini merupakan
proyek awal.
Psikolog anak Lina E. Muksin, M.Psi
berpendapat, "Setiap anak memiliki jiwa petualang, anak usia Sekolah Dasar
mulai mengenal lingkungan di luar rumah sebagai aktifitas petualanganya.
Sayangnya di kota-kota besar pada umumnya kurang ramah terhadap anak, di mana
amat minim lahan bermain. Tak heran banyak anak bermain di ruang terbuka yang
bukan difungsikan sebagai lahan bermain yaitu jalanan. Jika kondisi ini tidak
diakomodir dengan baik akan menjerumuskan anak untuk menyerap secara langsung
yang ada di lingkungannya."
General Manager Yayasan Unilever Peduli,
Sinta Kaniawati, memaparkan bahwa MPT merupakan anak program JGC - MPT terlahir
dari program JGC yang secara holistik mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk
peduli terhadap lingkungannya, tetapi juga mengajak masyarakat untuk peduli
tehadap perkembangan anak di lingkungannya. Berdasarkan pengamatan tim JGC,
pihaknya melihat area JGC masih kekurangan sarana untuk bermain anak, padahal
lingkungan tersebut sebenarnya bisa memanfaatkan lahan yang tersedia sebagai
sarana anak untuk berpetualang. Oleh karena itu pihaknya menggandeng Taro untuk
menggarap program sosial kemasyarakatan yang dapat mengeliminir masalah
kurangnya lahan bermain buat anak-anak."
Program MPT dikemas dengan misi agar semua
anak tetap bisa tumbuh sesuai dengan kebutuhan usianya sehingga mereka
berkembang dengan masa kanak-kanak yang lebih menyenangkan dan bermakna.
Menurut Brand Manager Taro Amalia Sarah Santi, "MPT mengajak masyarakat
luas untuk berperan serta menjadi sahabat bermain dan pelindung, di mana mereka
bisa mendapatkan dukungan dan membangun harapan bersama."
Berdasarkan riset yang dilakukan di area MPT
oleh Propotenzia hubungan antara orang tua dan anak kurang berjalan maksimal,
ini dikarenakan 83% orang tua cenderung mengalami stres. Oleh karena itu peran
orang kurang efektif dalam mengasuh anak. Sehingga anak cenderung kurang
optimal dalam perkembangan psikososialnya yaitu penggambaran citra diri yang
negatif, kurang dapat mengendalikan emosi, kurang harmonis dengan orang tua,
tidak dapat bersosialisasi.
Sarah melanjutkan, "MPT juga ditujukan
untuk lebih mempererat hubungan antara anak dan ibunya melalui aktifitas
petualangan yang digelar secara berkala di lingkungan masing-masing. Melalui
program MPT, anak dapat kembali bebas bermain, termasuk mengenal lingkungannya
di tengah kurangnya lahan bermain. Sebagai contoh lapangan badminton yang
biasanya dipakai orang dewasa setiap Sabtu atau Minggu dapat digunakan menjadi
ajang bermain anak-anak peserta program MPT. Melalui aktivitas petualangan yang
dilakukan secara rutin selama 2 jam per minggu, anak-anak mendapat kesempatan
untuk melatih dan mengembangkan kompetensi, berinteraksi dengan teman sebaya,
terlibat dalam kerjasama tim, kreatif memecahkan masalah, menumbuhkan
kepedulian dan mengembangkan inisiatif, mengontrol emosi serta mengevaluasi
diri. Program ini juga sebagai sarana memberdayakan para Ibu untuk turut serta
mendidik anak, serta mampu membuat anak memiliki haknya kembali untuk
bermain."
Beberapa contoh permainan dalam MPT adalah
"Peta RT-ku", "Ranjau Darat", "Sekolah Batu",
"Para Semut Petualang", "Sahabat Taro Peduli" dan
"Keluargaku Teman Petualanganku".
"Program Markas Petualangan Taro
mengharapkan masyarakat untuk berperan secara aktif dalam menanamkan kepedulian
akan pentingnya membentuk karakter anak melalui aktifitas petualangan di lahan
sekitar. MPT yang dikembangkan dan dimiliki masyarakat diharapkan akan
bermanfaat, berkelanjutan dan optimal, "Sarah menambahkan.
Program MPT versus fenomena anak jalanan
Kurangnya lahan bermain dapat menjadi salah
satu pemicu kenaikan anak jalanan. Psikolog anak Lina E. Muksin, M.Psi mengatakan
anak di usia sekolah sangat suka berpetualang. Hanya saja, rumah dan
benda-benda di dalamnya bukan lagi area petualangan yang menarik bagi anak.
Mereka ingin sesuatu yang baru sehingga lingkungan di luar rumah menjadi tujuan
mereka berpetualang. Pengaruh lingkungan dapat diserap langsung oleh anak
sehingga berakibat buruk, seperti anak usia dini yang mulai merokok, tingginya
angka anak jalanan, serta hal-hal negatif lainnya. Sebagai contoh kondisi di
kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang masih memprihatinkan, di mana ruang
ruang terbuka bebas terus berkurang. Di Jakarta, ruang terbuka hijau pada 2002
hanya tersisa 5.059 Ha ( 9 % ) dari luas DKI sebesar 66.152 Ha.
Analisis
PT Unilever Indonesia tak henti hentinya
mangajak masyarakat untuk lebih perduli pada berbagai hal setelah
keberhasilannya mengajak masyarakat dalam membenahi sampah melalui program JGC.
Kini PT unilever menitikberatkan programnya khusus untuk anak-anak, dengan nama
bertajuk Markas Petualangan Taro (MPT). Program kepedulian pada anak-anak ini
mulai dijalankan oleh masyarakat pada April 2008 lalu. Unilever yang berkiprah
di Indonesia sejak 1933 ini menciptakan MPT dengan tujuan untuk membentuk
karakter anak yang mandiri, peduli dan kreatif melalui aktivitas petualangan
dengan memanfaatkan lahan di sekitar tempat tinggal. Program yang di pelopori
oleh PT Unilever ini merupakan program yang sangat mendidik, selain membuat
anak-anak menjadi displin program tersebut juga dapat menjadikan anak cinta
terhadap lingkungan serta peka terhadap sosial. Dengan diadakan program
tersebut masyarakat juga semakin yakin dan percaya akan produk-produk yang
diluncurkan oleh PT Unilever, sehingga secara tidak langsung meningkatkan
citranya didalam masyarakat.
http://www.antaranews.com/view/?i=1213070876
Tidak ada komentar:
Posting Komentar