Kamis, 11 Oktober 2012

Nih sedikit tentang HIV/AIDS


HIV (Human Immunodeficienci Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired immune Deficiency Syndrome). HIV menimpa kehidupan anak-anak dan keluarga diseluruh dunia. Lebih dari dua juta anak dibawah usia 15 tahun hidup dengan HIV (terinfeksi HIV). Berjuta0juta orang yang terpapar HIV, yaitu yang tidak terinfeksi tetapi tinggal dalam keluarga yang anggota-anggota keluarganya terinfeksi. Diperkirakan 17.5 juta anak kehilangan orangtua karena AIDS; lebih dari 14 juta anak-anak tersebut tinggal di Sub Sahara Afrika (data tahun 2007).
Saat ini AIDS sudah menjadi pendemi global dan telah membunuh 25 juta orang serta menginfeksi lebih dari 40 juta orang. Dampaknya sangat merugikan baik yang berkaitan dengan bidang kesehatan, sosial ekonomi, dan politik. Diperkirakan diseluruh dunia setiap harinya ada sekitar 2000 anak yang berusia 15 tahun kebawah meninggal karena AIDS. Sementara sekitar 600 orang yang berusia produktif (15-24 tahun) terinfeksi HIV.

HIV ditularkan melalui :
1   1.      Hubungan seksual (vagina, anal, oral) tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
2   2.  Perempuan terinfeksi HIV positif kepada bayinya selama kehamilan, saat persalinan atau setelah                 melahirkan, dan saat pemberian ASI
3   3.      Darah dari jarum suntik yang tercemar HIV, jenis jarum atau peralatan yang tajam yang tercemar HIV, dan transfuse darah yang tercemar HIV.

HIV tidak tertular melalui kontak sosial seperti berjabat tangan, bergandengan tangan, atau berpelukan.


PESAN UTAMA                                  
Apa yang harus diketahui oleh keluarga dan masyarakat tentang HIV :

1.      Human Immunodeficienci Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired immune Deficiency Syndrome), dapat dicegah dan diobati tetapi belum dapat disembuhkan.
2.      Seseorang yang ingin mengetahui bagaimana mencegah infeksi HIV atau apakah dirinya terinfeksi HIV harus menghubungi petugas kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan guna mendapat informasi tentang pencegahan HIV dan/atau nasihat tentang dimana dapat melakukan tes HIV, konseling, perawatan, dan dukungan.
3.      Semua ibu hamil harus mendapatkan informasi yang benar tentang HIV. Semuia ibu hamil, pasangannya, atau anggota keluarga yang terinfeksi HIV, terpapar HIV, serta tinggal dilingkungan yang terinfeksi HIV yang meluas, harus menjalani tes HIV dan konseling tentang bagai mana merawat dan menjaga dirinya sendiri, anak-anak, pasangan serta anggota keluarga mereka.
4.      Semua anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV positif atau orang tua dengan gejala dan tanda serta kondisi terkait dengan penularan HIV harus menjalani tes HIV. Jika ternyata positif , mereka harus dirunjuk untuk mendapat perawatan, pengobatan, serta dukungan.
5.      Orang tua atau pengasuh harus membicarakan kepada anak-anak mereka tentang pergaulan yang beresiko terhadap penularan HIV. Remaja puteri dan perempuan muda sangat rentan terhadap penulran HIV. Anak perempuan dan anak laki-laki perlu mengetahui bagaimana menghindari, menolak, atau mempertahankan diri dari penyimpangan seksual, kekerasan, dan tekanan kelompok sebaya. Mereka perlu mengerti pentingnya saling menghargai dalam pergaulan.
6.      Orang tua, guru, pimpinan kelompok sebaya dan tokoh panutan lainnya harus menyediakan lingkungan yang aman bagi remaja serta aktifitas yang dapat membantu mereka membuat pilihan yang sehat dan mempraktikkan perilaku sehat.
7.      Anak-anak dan remaja harus berperan aktif dalam membuat keputusan dan melaksanakan upaya pencegahan HIV, memberikan perhatian, dan dukungan yang berdampak tehadap mereka, keluarga, dan masyarakat.
8.      Keluarga yang terkena dampak HIV memerlukan dukungan dana dan layanan kesejahteraan sosial guna membantu mereka merawat anggota keluargadan anak-anak yang sakit. Keluarga perlu dibimbing dan dibantu untuk mendapatkan layanan tersebut.
9.      Tidak boleh satu pun anak dengan HIV atau ODHA atau orang yang terkena dampak HIV dicap buruk dan didiskriminasi. Orang tua, guru, dan para pemimpin mempunyai peran penting dalam pendidikan dan pencegahan dan dalam mengurangi ketakutan, cap buruk, dan diskriminasi.
10.  ODHA harus tau hak dan kewajibannya.



Sumber : Penuntun Hidup Sehat Edisi Keempat UNICEF Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar