Kamis, 04 November 2010

Uniknya Toleransi agama

Oldest church AND Mosque

        Diantara sekian banyak gereja di Manado, ada satu gereja tua, bahkan tertua yang selalu padat oleh jamaah pada saat peribadatan tiba, yakni Gereja Sentrum (OUDE Kerk), di jalan Yos Sudarso. Gereja ini terletak di pusat kota, kelurahan Lawangirung, kecamatan Wenang atau berada di titik 0 (nol) pusat kota Manado.
        Gereja protestan ini tetap dipertahankan keasliannya sejak dibangun pada jaman penjajahan belanda dulu. Di depan gereja itu ada sebuah monument Perang Dunia II yang merupakan tempat peringatan meninggalnya tentara sekutu ketika Jepang mendarat. Kini gereja Sentrum merupakan tempat wisata religius dan wisata sejarah.
        Meski mayoritas penduduk Manado beragama Kristen, namun kerukunan hidup antar umat beragama disana sangat baik. Masing-masing individu bisa menjalankan ibadahnya tanpa mendapat halangan apalagi gangguan.





Kampung Islam
        Jika anda di Manado ada kampung Islam disana. Memang dulu semua penduduk yang tinggal disitu beragama Islam. Namun dalam perkembangannya kini sudah banyak juga penduduk di kampung ini yang bukan beragama Islam. Meski demikian mereka dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya.
        Jika Manado da gereja tertua, maka di kota ini juga ada masjid tertua, yakni masjid Awwal Fathul Mubien di jalan Hasanuddun, Manado utara yang dibangun sekitar tahun 1830-an usain perang Diponegoro dimana banyak pengikutnya dibuang ke Sulawasi Utara.
        Menurut Prof. Hj Hasan Jan SE, sosok yang diturunkan di Kampung Islam, penduduk kampung islam sekitar empat ribu jiwa, atau 800 kepala keluarga. Ketika Jepang masih berkuasa terjadi perubahan keseimbangan penduduk, dimana masuk pemeluk-pemeluk agama selain Islam. Meski demikian, hingga kini 80% penduduk ini beragama Islam.
        Selain Kampung Islam, di Manado juga ada Kampung Arab di jalan Teuku Cik Ditiro. Disini pun ada satu masji yang cukup besar, berlantai tiga, Masjid Mashur. Meski bernama Kampung arab, tapi menurut Sjech Alhabsji sudah jaran sekali orang Arab disitu. Mulanya memang banyak tapi mereka telah kawin dengan penduduk setempat.
        Dalam bulan puasa lalu, kedua masjid itu penuh dengan jemaah. Masjid di kampung Islaam juga dipadati oleh jemaah yang kebetulan atau disengaja shalat tarawih disitu. Demikian pula dengan masjid di kampung Arab.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar